1.
Pada masa Rasulullah saw. Ilmu pengetahuan belum begitu pesat seperti pada masa sekarang. Ketika itu, umat Islam masih terfokus pada penyebaran Islam. Al Quran dan Hadis Nabi menjadi pedoman hidup umat Islam pada waktu itu. Ilmu pengetahuan langsung bersumber dari Rasulullah melalui wahyu dari Malaikat Jibril. Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama surat Al-Alaq 1-5. perintah membaca dari malaikat Jibril menandai bahwa Nabi Muhammad diperintahkan untuk mencari Ilmu. Kondisi ini dilanjutkan Nabi ketika beliau mengajak sahabat-sahabatnya untuk mempelajari Al-Qur’an di rumah Arqam. Hanya saja ilmu pengetahuan yang diajarkan Nabi ini sebatas pada ajakan untuk mengesakan Allah (Tauhid) .Setelah itu, para sahabat selalu menghafal ayat-ayat yang telah mereka dengar dari Rasulullah saw. Dengan ilmu pengetahuan, seseorang akan menjadi mulia, terhormat, dan mampumenghadapai segala permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan. Allah SWT. Mengangkat derajat seseorang, karena mereka beriman dan diberi ilmu pengetahuan. Sebagaimana di dalam firmannya didalam surat Al Mujadilah ayat 58 yang berarti:
Pada masa Rasulullah saw. Ilmu pengetahuan belum begitu pesat seperti pada masa sekarang. Ketika itu, umat Islam masih terfokus pada penyebaran Islam. Al Quran dan Hadis Nabi menjadi pedoman hidup umat Islam pada waktu itu. Ilmu pengetahuan langsung bersumber dari Rasulullah melalui wahyu dari Malaikat Jibril. Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama surat Al-Alaq 1-5. perintah membaca dari malaikat Jibril menandai bahwa Nabi Muhammad diperintahkan untuk mencari Ilmu. Kondisi ini dilanjutkan Nabi ketika beliau mengajak sahabat-sahabatnya untuk mempelajari Al-Qur’an di rumah Arqam. Hanya saja ilmu pengetahuan yang diajarkan Nabi ini sebatas pada ajakan untuk mengesakan Allah (Tauhid) .Setelah itu, para sahabat selalu menghafal ayat-ayat yang telah mereka dengar dari Rasulullah saw. Dengan ilmu pengetahuan, seseorang akan menjadi mulia, terhormat, dan mampumenghadapai segala permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan. Allah SWT. Mengangkat derajat seseorang, karena mereka beriman dan diberi ilmu pengetahuan. Sebagaimana di dalam firmannya didalam surat Al Mujadilah ayat 58 yang berarti:
“Allah
akan mengangkat (derajat) orang-orang yangberiman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat.”
Pembentukan Aqidah,
Syari’ah, dan Akhlak itu disajikan oleh Rasulullah
sebagai Mahaguru pendidik yang agung secara berangsur –angsur bersamaan dengan
berangsur –angsurnya Al-Qur’an diturunkan kepada beliau. Pendidikan inipun
diberikan dalam masa dua periode yaitu periode sebelum Hijrah yang berpusat di
Mekkah. Dan periode sesudah Hijrah berpusat di Madinah. Kemudian sebelum beliau
melaksanakan pendidikan secara terang – terangan kepada masyarakat luas setelah
menerima wahyu, beliau membentuk kelompok yang berbentuk “ model pengajian “.
Mula – mula hal ini dilakukan pada tempat di suatu bukit di luar kota Makkah
tetapi kemudian berpindah ke rumah seorang pemuda bernama Al Arqam bin Abu
Arqam yang berlangsung selama lebih kurang empat tahun. Pengikut pengajian itu
berjumlah 40 orang, sebagian besar yang mengikuti adalah para pemuda.
Adapun lembaga pendidikan
yang terkenal pada masa Rasulullah adalah Mesjid. Sudah menjadi tradisi
Rasulullah bahwa beliau duduk di mesjid Nabawi di Madinah guna memberikan
pelajaran kepada para sahabat mengenai masalah – masalah keagamaan dan masalah
– masalah duniawi.
Ketika Nabi Muhammad di madinah, mulailah ada
tanda-tanda kemajuan. Beliau mengajak ummatnya untuk mendalami keimanan,
memperbaiki ekonomi ummat, mengurusi masalah sosial, politik dan
ketatanegaraan. Semua ilmu yang digunakan oleh nabi bersumber dari wahyu
Al-Qur’an dan Al-Hadits.
2. Ilmu pengetahuan Islam pada masa KhulafaurRasyidin.
Sepeninggal
Nabi Muhammad SAW. Islam dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin
memiliki pengertian orang-orang yang terpilih dan mendapat petunjuk menjadi
pengganti Nabi Muhammad SAW. Adapun yang mendapat
sebutan Khulafaur rasyidin ada 4 yaitu: Abu Bakar As-Shidiq, Umar Bin Khattab,
Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib.
Pada
masa Abu Bakar As-Shidiq, ilmu pengetahuan islam tidak berkembang maju, karena
disibukkan dengan masalah-masalah seperti menumpas Nabi palsu, gerakan kaum
murtad, gerakan kaum munafiq, dan memerangi yang enggan berzakat. Sekalipun
demikian, banyak pula kemajuan yang dicapai pada masa ini yaitu; memperbaiki
sosial ekonomi, pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an dan memperluas wilayah islam
sampai ke Irak, persia dan Syiria.
Pada
masa Umar bin Khattab, perkembangan Islam juga sebatas pada perluasan kekuasaan
Islam dan masalah ketatanegaraan (politik), namun demikian, pada masa ini juga
dicapai kemajuan-kemajuan seperti; pembagian daerah kekuasaan Islam,membentuk
Baitul mal, dan dewan angkatan perang, menetapkan tahun hijriyah, serta
membangun masjid seperti masjidilharam, masjid nabawi, masjid Al-Aqsha, dan
masjid Amr ibnu ‘Ash.
Pada
masa Khalifah Utsman bin Affan, perkembangan ilmu pengetahuan Islam sudah berkembang
maju terbukti dengan hasil yang dicapai khalifah Utsman yaitu; merenovasi
masjid nabawi, usaha pengumpulan dan penulisan Al-Qur’an, pembentukan angkatan
laut, dan perluasan wilayah Islam sampai ke Khurosan, Armenia, Tunisia dan
Azerbeijan.
Pada Masa
Khalifah Ali bin Abi Thalib, perkembangan Islam diwarnai oleh intrik-intrik
politik terutama dari kelompok Muawiyah dan golongan khawarij. Namun demikian ,
khalifah Ali berhasil mempertahankan wilayah Islam dengan kedamaian sekalipun masih terjadi peperangan. Setidaknya telah
terjadi 2 peperangan pada masa ini yakni perang jamal( perang Onta), melawan
pasukan Tholhah, Zubair, dan Aisyah)dan perang shifin (perang melawan Muawiyah
).
Usaha-usaha perbaikan yang dilakukan oleh Khalifah Ali
bin Abi Thalib adalah;
- Pada bidang pemerintahan, mengganti para gubernur yang diangkat khalifah Utsman
- Menarik kembali tanah milik negara
- Menata kembali politik militer.
- Dalam bidang ilmu bahasa, ia merintahkan Abul Aswad Ad Duali mengarang ilmu nahwu untuk mempelajari ilmu Al-Qur’an.
- Dalam bidang pembangunan, ia mampu membuat tata kota yang indah dan kuat yaitu kota Kufah.
3. Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam pada masa Bani Umayyah.
Pada
masa Bani Umayyah banyak sekali usaha-usaha untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan terutama bidang seni dan budaya. Disamping itu juga berkembang ilmu
Qiraat yang mempelajari tentang bacaan Al-Qur’an. Dalam dunia islam dikenal
dengan 7 macam bacaan Al-Qur’an yang disebut “Qiraatu Sab’ah” diantara para
pelopornya adalah Abdullah bin Katsir, Ashim bin Abi Nujud, dll.
Pada
masa ini berkembang juga ilmu Tafsir, tetapi perkembangannya hanya sebatas dari
lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli Tafsir pertama adalah Ibnu Abbas,
salah seorang sahabat nabi terkenal, ia wafat tahun 68 H.
Perkembangan
ilmu Hadits terjadi setelah ditemukan banyaknya penyimpangan dan penyelewengan
dalam meriwayatkan sebuah Hadits, atau setelah diketahui banyaknya Hadits palsu
yang dibuat oleh kelompok tertentu untuk kepentingan pilitik. Diantara Ahli
Hadits pada masa itu adalah Abu Bakar Muhammad bin Syihab Az-Zuhri, wafat tahun
123 H. Pembukuan Hadits terjadi pada
masa ini ketika dipimpin oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz (99-101 H /
717-720 M)
4. Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam pada masa Bani Abbasiyah.
Pada
masa ini merupakan masa kejayaan Islam dalam berbagai bidang, khususnya bidang
ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pada masa ini ummat islam telah banyak
melakukan kajian kritis tentang ilmu pengetahuan dengan cara penerjemahan
berbagai buku karangan bangsa-bangsa terdahulu, seperti buku-buku karya bangsa
Yunani, Romawi dan Persia, serta dari naskah-naskah yang ada di kawasan Timur
Tengah dan Afrika seperti Mesopotamia dan Mesir.
Khususnya
pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid (170-193 H = 786-809 M) didirikan
lembaga formal sebagai pusat pengkajian ilmu yang disebut “Darul Hikmah”. Dari
lembaga inilah banyak melahirkan sarjana
dan para ahli ilmu pengetahuan yang membawa kejayaan Daulah Abbasiyah.
Diantara ilmu pengetahuan yang berkembang pesat
pada masa itu ialah;
a.
Ilmu Tafsir. Yakni tafsir bil Ma’tsur (Al-Qur’an ditafsir
dengan HaditsNabi ) dan Tafsir bil Ra’yi (Al-Qur’an ditafsir dengan akal
pikiran).
Ahli tafsir bil ma’tsur adalah;Ibnu Jarir
Al-Thabary, Ibnu ‘AthiyahAl-Andalusy, As-Sudai, Muqatil bin Sulaiman, dan
Muhammad bin Ishak.
Sedangkan ahli Tafsir bil Ra’yi adalah;Abu Bakar
Asam (Mu’tazilah), Abu Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany, Ibnu Jaru Al-Asady,
dan Abu Yunus Abdussalam.
b.
Ilmu Hadits.
Para Ahli Hadits yang
terkenal, antara lain;
1.
Imam Bukhori,
karyanya;Shahih Bukhari (Al-Jamius Shahih)
2.
Imam Muslim, karyanya
Shahih Muslim (Al-Jamius Shahih)
3.
Ibnu Majah, karyanya Sunan
Ibnu Majah
4.
Abu Daud, karyanya Sunan
Abu Daud
5.
An-Nasa’i, karyanya Sunan
Al-Nasai, dll.
c.
Ilmu Kalam. Diantara pelopor dan ahli ilmu kalam ialah:
Washil bin Atho’, Abu Huzail Al-Allaf, Ad-Dhaham, Abu Hasan Al-Asy’ary, dan
Imam Ghazali.
d.
Ilmu Tasawuf. Yaitu ilmu syari’at. Inti ajarannya ialah tekun beribadah
dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, menjauhkandiri dari kesenangan
dunia dan bersembunyi diri untuk beribadah. Diantara tokoh-tokohnya adalah:
Al-Qusairy, dan Imam Ghazali.
e.
Ilmu bahasa. Berpusat dikota Basrah dan Kufa. Para tokohnya
adalah: Subawaih, Al-Kisai, dan Abu Zakaria Al-Farra.
f.
Ilmu Fiqih. Para fuqoha yang terkenal adalah:
1.
Imam Abu Hanifah, karyanya:
fiqhu Akbar, Al-Alim wal Mutaan,dll.
2.
Imam Malik, karyanya:
Al-Muwatha’
3.
Imam Syafii, karyanya:
Al-Um, Ushul Fiqh, dll
4.
Imam Ahmad bin Hambal,
karyanya: Musnad.
g.
Ilmu Kedokteran. Berkembang pesat pada akhir daulah AbbasiyahI,
sedangkan puncaknya pada masa DaulahAbbasiyah II, III, dan IV. Para ahli bidang
kedokteran adalah :
1.
Abu Zakaria Yuhana bin
Masiwaih, ahli farmasi
2.
Sabur bin Sahal, direktur
Rumah Sakit
3.
Abu Zakaria Al-Razy kepala
para dokter Rumah Sakit Baghdad
4.
Ibnu Sina, karyanya yang
terkenal Al-Qanun fi al Thibb.
h.
Ilmu Perbintangan. Diantara para ahli astronomi adalah:
1.
Abu Ma’syur al falaky,
karyanya Isbatul Ulum dan Haiatul Falak
2.
Jabir Al-Batany, pencipta
alat peneropong bintang pertama, karyanya Kitabu ma’rifati Mathlil Buruj Baina
Arbail Falak.
3.
Raihan Al Bairuny,
karyanya, Al-Tafhim liawaili Shina ‘atit Tanjim.
i.
Filsafat Islam (pemikiran Islam). Diantara para filosof Islam
yang terkenaladalah:
1.
Abi Ishak Al-Kindy,
karyanya; Filsafat, ilmu mantiq, handasah hisab, nujum dll.
2.
Abu Nashr Al-Faraby,
karyanya 12 buah
3.
Ibnu Sina, Ibnu Majah, Ibnu
Thufail, Ibnu Rusyd, dan Al-Abhary.
j.
Ilmu Sejarah. Diantara parasejarawan terkenal adalah:
1.
Abu Ismail Al-Azdy,
karyanya Futuhus Syam.
2.
Al-Waqidy, karyanya Kitab
Al-Magazy, Fathu Afrika, Fathul Ajam, dll.
3.
Ibnu Saad, karyanya At
Thabaqatul Kubra.
4.
Ibnu Hasyim, karyanya Sarah
ibnu Hisyam.
5. Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Islam begitu pesat
seperti pada masa sekarang dan sepeninggal Nabi Muhammad
SAW. Islam dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin memiliki pengertian
orang-orang yang terpilih dan mendapat petunjuk menjadi pengganti
Nabi Muhammad SAW. Adapun yang mendapat
sebutan Khulafaur rasyidin ada 4 yaitu: Abu Bakar As-Shidiq, Umar Bin Khattab,
Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Pada masa Bani Abbasiyah merupakan masa kejayaan
Islam dalam berbagai bidang, khususnya bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Khususnya
pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid (170-193 H = 786-809 M) didirikan
lembaga formal sebagai pusat pengkajian ilmu yang disebut “Darul Hikmah”. Dari
lembaga inilah banyak melahirkan sarjana
dan para ahli ilmu pengetahuan yang membawa kejayaan Daulah Abbasiyah.
Thanks
BalasHapusTerimakasih ya atas informasinya :)
BalasHapusThanks For Information :)
BalasHapusTrimakasih atas informasinya...mampir bro...
BalasHapus