A. Latar Belakang
Seperti yang di muat dalam
pancasila khususnya sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradap”. Dari
pernyataan ini mengandung maksud bahwa rakyat Indonesia diharapkan untuk
hidup adil dan beradap. Untuk mencapai masyarakat yang beradap di
perlukan moral dan gaya hidup yang baik. Moral dan gaya hidup bangsa
Indonesia tercermin pada perbuatan-perbuatan rakyat Indonesia itu
sendiri khususnya para remaja sebagai generasi penerus sekaligus ujung
tombak bangsa Indonesia.
Menurut Moetojib (2008:01)
langkah yang perlu diambil bangsa Indonesia menghadapi persoalan bangsa
pada era globalisasi dan memasuki usia ke-63 adalah melakukan
rekonstruksi moral secara total dengan membangun kembali karakter dan
jati diri bangsa (Nation and character building). Selain melakukan
rekonstruksi moral juga melakukan konsolidasi kebangsaan dengan
melaksanakan langkah strategi memperkuat komitmen kebangsaan dan bersama
membangun ke Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Dari pengamatan penulis
terhadap gaya hidup dan kelakuan remaja di lingkungan sekitar bahwa
banyak remaja khususnya remaja putri yang berpakaian seksi dan menggugah
gairah seks lawan jenisnya. Serta banyak juga pemuda yang membentuk
gank dan sering kumpul di perempatan jalan sambil minum-minuman keras
sehingga meresahkan masyarakat sekitar.
Dari uraian diatas, penulis
berpendapat bahwa keadaan moral dan gaya hidup remaja Indonesia saat
ini telah telah mengalami kerusakan dan perlu di perbaiki lagi. Sebab
gaya hidup dan moral mereka sudah tidak sesuai lagi dengan kepribadian
bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Sehingga dari semua pihak
yang terkait perlu membantu demi kesadaran dan kebaikan generasi penerus
kita.
Dengan memperhatikan ulasan
uraian di atas, kaya tulis ini berjudul “Kerusakan Moral dan Gaya Hidup
Remaja Indonesia di Era Globalisasi“.
B. DEFINISI OPRASIONAL
1. Moral
Menurut Wikipedia bahasa
Indonesia (2010) Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang
dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu
sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat
diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu
dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah
produk dari budaya dan Agama.
2. Gaya Hidup
Menurut Azis (2009:01) Gaya
hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas,
minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk
merefleksikan status sosialnya.
3. Remaja
Menurut Wikipedia bahasa
Indonesia (2010:01) Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun.
Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak
dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia
dari anak-anak menuju dewasa.
4. Globalisasi
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia (2010:01) Globalisasi adalah
sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan
dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara
menjadi semakin sempit.
C. Keadaan Moral dan Gaya Hidup Remaja Indonesia Dilihat Dari Beberapa Kasus
1. Demo Mahasiswa Tuntut S B Y - Boediono Turun Tahta
Jakarta, 28 Januari 2010 ribuan massa
terus memadati halaman luar istana merdeka mereka terus merengsek menuju
gedung megah tersebut dari tiga penjuru, Jl. Medan Merdeka utara, Jl.
Medan merdeka Barat dan Jl. Majapahit. Massa dari arah Jl. Medan Merdeka
Utara di tutup oleh massa dengan berdiri membentuk Blokade menutup
jalan tesebut. Demikian juga massa menutup jalan dari arah harmoni
menuju Medan merdeka barat dengan membentuk blokade juga.
Ribuan orang dari Gerakan Indonesia
Bersih (G I B) terlibat aksi dorong - dorongan dengan aparat kepolisian
di depan kantor memko kesra, massa yang mengusung “ SBY GAGAL “ ini
terus berusaha menerobos istana Negara.
Selain itu, demonstran komite aksi
pemuda anti korupsi (KAPAK) akhirnya bergerak menuju depan istana untuk
bergabung bersama massa GIB. Kemudian dua buah peti mati imitasi yang
bertuliskan “Alm Boediono” dan Alm. Sri mulyani “mereka lempar besama
enam ekor tikus putih yang terdapat dalam sangkar melewati brikade
brimob di depan istana.
Dalam aksi ini seorang polisi yang
sedang menghalau massa terkena pukulan kayu dari demonstran di bagian
pelipis sebelah kanan. Kemudian dia langsung di larikan ke RS. Terdekat.
(Sumber: http//hariansib.com/pp=108919)
Dari kasus di atas, penulis
berpendapat bahwa tindakan yang di lakukan oleh mahasiswa itu merupakan
contoh moral dan perilaku yang kuang baik, karena sebagai seoang pelajar
seharusnya kita menyampaikan kritik atau pendapat dengan cara yamg baik
seperti demo dengan cara yang tertib dan aman, tidak menganggu
ketertiban umum, tidak merusak fasilitas umum, dan tidak perlu
menggunakan kekeasan. Bukan malah menganggu ketertiban umum seperti
menutup jalan yang membuat lalulintas menjadi macet dan merugikan orang
lain. Karena pada hakikatnya kita marah pada pemerintah namun kenapa
yang kita rugikan dan yang menanggung akibatnya adalah para penguna
jalan yang tidak bersalah? selain itu, fasilitas umum yang kita rusak
itu sebenarnya tidak telalu menyengsarakan pemeintah, karena untuk
mengganti fasilitas yang kita rusak tadi pemerintah menggunakan anggaran
Negara yang pemasukannya sebagian besar dari pajak yang orang tua kita
bayar. Dan anggaran Negara tadi seharusnya di gunakan untuk
mensejahterakan rakyat namun malah di gunakan untuk mengganti fasilitas
yang telah kita rusak. Kemudian tindak kekerasan, sebagai manusia yang
bermoral seharusnya dalam menyampaikan suatu kritik atau pendapat kita
tidak perlu terlalu emosi sampai melakukan tindakan kekerasan. Karena
perilaku kekerasan seperti kasus di atas salah satu cermin remaja yang
tidak mempunyai moral yang baik.
Perlu kita ingat, bahwa
sebagai remaja tujuan hidup kita masih panjang. Bagaimana kalau dengan
melakukan demo yang tidak sehat tubuh kita menjadi cidera, cacat, bahkan
meninggal dunia? Apakah kita tidak kasihan terhadap kedua orang tua
kita yang telah membanting tulang membiayai kita dari sejak kecil sampai
sekarang? padahal mereka berharap dengan menyekolahkan kita, kelak kita
bisa menjadi orang yang sukses dan bahagia. Kemudian apabila kita cacat
bahkan sampai meneninggal dunia, bagaimana kita bisa mewujudkan impian
orang tua kita yang selalu berdo’a dan berharap untuk kesuksesan dan
kebahagiaan kita? Maka dari itu, sebagai seorang remaja jangan sampai
kita berbuat nekat dalam melakukan sesuatu. Kita harus befikir dua kali
yaitu apakah perbuatan yang kita lakukan itu banyak baiknya atau banyak
malah buruknya?
Karena kita tinggal di Negara
yang demokratis, aspirasi/pendapat memang sangat perlu kita sampaikan
kepada pemimpin/pemeintah untuk kemajuaan dan kebaikan Negara. Namun
cara yang kita lakukan harus benar dan sesuai aturan. Sebab segala
sesuatu kalau di lakukan dengan prosedur dan langkah yang baik dan
benar, pasti hasilnya akan lebih memuaskan karena tidak akan menimbulkan
dampak yang membahayakan bagi diri kita maupun orang lain.
Menurut pendapat penulis,
untuk mengurangi kasus demo yang tidak sehat seperti kasus di atas, di
perguruan-perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah, seharusnya di berikan
pelajaran yang berkaitan dengan moral dan perilaku yang mencerminkan
bangsa Indonesia yang baik, seperti cara menyampikan aspirasi yang baik
dan benar serta akibat-akibat buruk yang ditimbulkan apabila penyampain
aspirasi kita tidak sesuai dengan prosedur yang benar, baik akibat untuk
diri sendiri, pemerintah, terlebih masyarakat yang tidak bersalah.
Selain itu dari pihak pemerintah sendiri seharusnya tidak melakukan
perbuatan/tindakan yang memicu kemarahan masyarakat agar Negara kita
ini menjadi Negara damai, aman, dan sejahtera.
2. Kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)
08 Februari 2010, tiga Mahasiswa junior
sekolah tinggi ilmu pelayaran (STIP) Jakarta menjadi bulan-bulanan
pemukulan seniornya. Dua diantaranya mengalami luka di wajah dan bibir
hingga berdarah.
Dalam sebuah video di perlihatkan
sejumlah taruna junior di bariskan di sebuah lorog. Mereka kemudian
ditempeleng dan dipukul. Tampak seorang senior memegang kepala juniorn
sementara senior lainnya menampar wajah sang junior. Tak lama bibir
junior berdarah dan menetes ditelapak tangannya.
(sumber: http://www.yuotube.com/watch?v=YFllckD7aJ4)
Menurut pendapat penulis,
kasus di atas merupakan salah satu bentuk kerusakan moral remaja
Indonesia, karena remaja Indonesia yang seluruhnya mendapatkan ajaran
dan didikan yang baik di kampusnya namun malah mendapat perlakuan yang
tidak senonoh dari seniornya. Tindak kekerasan yang dilakukan seperti
kasus diatas dapat mencetak moral dan tingkah laku generasi penerus
bangsa menjadi pribadi yang keras, semena-mena, pendendam, dan tidak
manusiawi.
Kepribadian tersebut bisa terjadi karena :
- Kepribadian keras
Seseorang yang di didik keras
serta berada di lingkungan yang keras cenderung menjadi seorang yang
berkpribadian keras. Dan seorang yang berkepribadian keras itu dapat
membahayakan lingkungan sebab dia akan berfikir bahwa semua keinginanya
harus terpenuhi dengan cara apapun tanpa mempedulikan orang lain di
sekitarnya.
- Semena-mena
Dengan perbuatan penyiksaan
tanpa belas kasihan seperti kasus diatas dapat mencetak kepribadian
seseorang menjadi semena-mena. Dan kepribadian yang semena-mena tersebut
dapat menyengsarakan orang lain sebab dia tidak akan mempunyai rasa iba
terhadap apa yang dilakukan terhadap orang lain.
- Pendendam
Karena rasa marah dan jengkel
dihati sang junior terhadap perlakuan senior tidak dapat tersalurkan,
maka timbul rasa dendam dihati sang junior. Lalu dia akan berusaha untuk
menyalurkan kemarahannya itu kepada juniornya di kemudian hari.
Begitulah seterusnya kedendamana akan terrus berlamjut, padahal sifat
dendam merupakan salah satu sifat yang dapat memancing tidakan kriminal,
namun kenapa sifat semacam ini malah dipupuk di perguruan tinggi ini ?
- Tidak Manusiawi
Tindakan pemukulan dan
penyiksaan seperti kasus diatas merupakan salah satu tindakan yang tidak
manusiawi. Karena sang senior terus menyiksa dan memukuli junior tanpa
mempedulikan perasaan dan rasa sakit sang junior. Serta seolah
menganggap sang njunior sebagai binatang bulan-bulanan mereka. Tindakan
semacam ini sangat bertolak belakang dengan azas dan kepribadian bangsa
Indonesia. Lalu bagaimanakah nasib bangsa Indonesia ke depan apabila
sikap seperti ini menjadi kepribadian generasi penerus Bangsa?
Didalam sebuah perguruan tinggi
atau yang sederajat mahasiswa seharusnya di didik menjadi sesosok
pemimpin yang luhur, baik, cerdas, pandai, dan bermoral bukan di didik
menjadi seorang yang suka berbuat kekerasan. Karena tujuan kita
melanjutkan ke perguruan tinggi atau yang sederajat adalah untuk mencari
ilmu dan mengasah keterampilan kita yang kelak akan kita gunakan untuk
bekal hidup dimasa depan. Jadi intinya penulis sangat tidak setuju
terhadap prilaku kekerasan yang dilakukan senior terhadap junior di
suatu perguruan tinggi atau sederajat seperti kasus diatas dengan alasan
apapun. Karena perbuatan tersebut tidaak mendidik generasi penerus
bangsa menjadi lebih baik, namun sebaliknya malah merusak moral dan
tingakah laku kita.
Menurut pendapat penulis agar
kasus kekerasan semacam ini tidak terulang kembali maka pihak perguruan
tinggi harus melarang dan menghapus program semacam ini dikampusnya.
Serta lebih mengawasi secara ketat kegiatan yang dilakuakan oleh para
mahasiswanya. Kemudian dari pihak pemerintah harus membuat dan
menegakkan sanksi hukum yang tegas terhadap prilaku kekerasan di
perguruan tinggi. Agar para mahasiswa takut dan tidak melakukan
perbuatan semacam ini lagi.
3. 41 Kasus Hamil di Luar Nikah Dalam Sebulan di Bali
12 September 2009, kehamilan tak
diinginkan atau KTD di pulau Dewata mencapai 500 kasus selama September
2008 hinga September 2009, atau rata-rata 41 kasus dalam satu bulan.
Demikian diungkapkan Kita Sayang Remaja (KISARA) Bali. Kasus akibat
prilaku seks bebas pada kalangan remaja ini paling banyak terdapat di
kabupaten Badung dan Denpasar. Dari data konselingh terhadap remaja yang
mengalami KTD, beberapa orang diantaranya melanjutkan ke jenjang
pernikahan dan melanjutkan kehamilannya. Namun, terdapat juga remaja
yang mengaku telah mencoba aborsi dengan cara mengkonsumsi pill tertentu
ataupun ramuan-ramuan.
(sumber: http://rastadiary.wordpress.com//2009/04/12/hamil-diluar-nikah-di- bali/)
Menurut pendapat penuilis,
kasus hamil di luar nikah seperti di atas merupakan bentuk nyata
kerusakan moral dan tingkah laku para remaja. Sebab pada intinya
perbuatan tersebut dapat terjadi kerena seorang remaja tidak dapat
mengendalikan nafsu birahinya. Hubungan seks di luar nikah seperti ini
tidak sepatutnya di lakukan oleh seorang manusia. Sebab manusia telah di
beri akal dan pikiran. lalu apa bedanya manusia dengan hewan kalau cara
pemenuhan hasratnya seperti ini? Kita sebagai remaja Indonesia yang
berlandaskan pancasila tentunya mempunyai keyakinan agama yang kita
anut. Kemudian di dalam agama pasti telah di ajarkan cara-cara yang di
lakukan sebelum melakukan hubungan sexs agar halal dan bermanfaat yaitu
menikah. Namun, kenapa cara yang diajarkan tersebut tidak kita lakukan
dengan baik? Malah kita memilih jalan lain yaitu jalan yang sesat.
Padahal dampak negatif dari penyalah gunaan sexsual amatlah banyak dan
sangat membahayakan baik di dunia terlebih di akhirat kelak. Salah
satunya adalah penularan penyakit HIV .tindakan pembunuhan (Aborsi), di
kucilkan/di hina orang lain, di keluarkan dari sekolah (jika masih ada
di bangku sekolah menengah/di bawahnya ), bunuh diri karena rasa malu,
dan jika ia orang islam amal ibadahnya tidak akan di terima oleh Allah
selama 70 tahun serta akan mendapat siksaan di akhirat kelak.
Karena banyak nya dampak
negative dari penyalah gunaan seksual seperti di atas seharusnya kita
sebagai remaja yang bermoral tidak sepantasnya melakukan perbuatan yang
sangat hina ini. Sebab bagaimana nasib bangsa Negara Indonesia kelak
apabila remaja sebagai calon pemimpin Negara mempunyai sifat yang tidak
bisa mengendalikan hawa nafsu seperti ini namun malah mengumbarnya.
Pasti Negara kita ini akan manjadi Negara yang rusak dan hancur sebab
para pemimpin akan menyalah gunakan kekuasaan demi memenuhi nafsu
birahinya. Maka dari itu, mulai dari sekarang kita harus belajar dan
berusaha menahan hawa nafsu khususnya dalam bidang penyalah gunaan
seksual agar kita terbiasa berperilaku sabar dan mempunyai moral yang
beradap.
Menurut pandapat penulis agar
kasus penyalah gunaan seksual seperti ini tidak terulang kembali atau
dapat di kuarangi, seharusnya kita sebagai seorang remaja seharusnya
menambah ilmu agama dan keimanan kita, karena dengan agama seorang akan
mempunyai pegangan hidup dan dia akan terhindar dari perilaku yang
menyimpang seperti ini. Selain itu, pengawasan orang tua terhadap
anaknya juga tidak kalah penting. Karena pada umumnya kasus penyalah
gunaan seksual ini bermula dari pergaulan yang tidak sehat (pergaulan
bebas). Maka dari itu perhatian orang tua terhadap pergaulan anaknya
sangat di perlukan dalam kasus ini. Kemudian dari pihak pemerintah harus
bisa memberantas usaha-usaha ilegal aborsi. Sebab kegiatan ini
merupakan salah satu pendorong terjadinya kasus penyalah gunaan seksual.
4. Pakaian Remaja Masa Kini
Remaja mempunyai banyak cara untuk
mencari perhatian. Beberapa di antaranya adalah tampil dengan nyleneh,
tampil beda dari yang lain. Mulailah mereka terlihat aneh dengan
penampilaan yang kadang mengundang kontrofrsi. Oarng tua dan guru pun
jadi lemas karena apa yang di tampilkan itu di nilai melenceng dari adat
ketimuran. Busana jadi serba mini bagi remaja wanita sangat di sukai.
Sedangkan yang pria tampil lebih percaya diri dengan aksesoris di
tubuhnya. Remaja memang suka tampil aneh-aneh, hal ini sering
dilontarkan ketika mengamati penampilan mereka di beberapa tempat umum
yang tak lazim dapat mencermati dari cara-cara busana dan performance
fisik mereka. Tampilan busana remaja sangat bergantung dari mode yang
sedang tenar. Trend ini tentu saja di bawa oleh para remaja yang bisa
saja memberi inspirasi mereka dari segi penampilan. Termasuk ketika
beberapa dari remaja tampil dengan busana yang mini, Tatto permanent di
tubuhnya atau tindik yang tak hanya di telinga sebagaimana wajarnya.
(Sumber : http://bikin.web.id/tag/pakian-masa-kini/)
Dari kasus di atas penulis
berpendapat bahwa gaya hidup remaja khususnya remaja puteri yang senang
mengenaikan pakaian dengan kelihatan auratnya, merupakanm salah satu
perilaku yang kurang baik dan tidak sopan. Sebab tindakan tersebut dapat
menarik perhatian dan gairah seks lawan jenisnya sehingga perilaku
tersebut merupakan salah satu penyebab tindak kejahatan yaitu
pemerkosaan. Sebagai remaja yang beradap, tentunya kita harus menjunjung
tinggi nilai-nilai kesopanan dan kesantunan dalam berpakaian. Jangan
malah kita merusak kepribadian bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
bermoral menjadi bangsa yang tidak mempunyai sopan santun karena
mengikuti trand dari bangsa barat. Jangn mudah terpengaruh oleh hal–hal
yang baru. Namun kita harus pintar-pintar memilah dan memilih kebudayaan
yang masuk pada diri kita supaya kita tidak terjerumus pada kebudayaan
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Sebenarnya tanpa diumbar pun
keseksian/kecantikan seorang wanita itu sudah dapat di rasakan dan
dilihat oleh lawan jenisnya, yaitu melalui sikap dan perilakunya. Namun
kenapa kita sebagai remaja yang bermoral malah memperlihatkan sesuatu
yang seharusnya di sembunyikan dan tidak sepantasnya di perlihatkan di
depan umum? Kasus semacam ini merupakan kasus yang sudah di anggap biasa
oleh kebanyakan masyarakat di Indonesia. Sebab sudah banyak remaja yang
mengenakan pakaian seksi dan ketat tanpa rasa malu. Mereka dengan
PD-nya berjalan ditempat umum bahkan menyanyi diatas panggung. Prilaku
semacam ini merupakan bukti nyata rusaknya moral dan prilaku remaja
Indonesia dalam hal berbusana. Maereka tidak sadar bahwa sebenarnya
moral bangsa kita ini telah dijajah oleh bangsa barat karena kita telah
mengikuti prilaku mereka yang salah. Maka dari itu kita harus sadar dan
merubah prilaku kita menjadi pribadi yang sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia.
Menurut penulis cara yang
paling efektif dalam menyelesaikan masalah ini adalah kesadaran diri
remaja Indonesia itu sendiri. Sebab Negara kita ini sangat memjunjung
tinggi hak asasi manusia sehingga prilaku semacam ini tidak dapat
ditindak lanjuti oleh orang lain. Selain itu ajaran agama juga merupakan
cara yang efektif dalam mencegah terjadinya prilaku seperti ini. Karena
dalam agama tertuang ajaran-ajaran mengenai cara berbusana yang baik
dan bernar. Serta akibat-akibat buruk yang bisa terjadi pada wanita yang
berbusana seperti telanjang, baik akibat buruk didunia maupun diakhirat
kelak.
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari kasus diatas, moral dan
gaya hidup remaja Indonesia di era globalisasi ini dapat di simpulkan
bahwa telah mengalami kerusakan dan sangat perlu diperbaiki. Sebab kalau
tidak segera di perbaiki, nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan
semakin memprihatinkan.
Oleh karena itu dibutuhkan
kesadaran yang tinggi dari masing-masing remaja untuk dapat mengubah dan
memperbaiki prilaku dan moralnya. Karena dengan kesadaran dari diri
kita sendiri, maka prilaku kita dapat diperbaiki tanpa ada paksaan dari
pihak manapun. Sehingga hasilnya pasti akan lebih memuaskan dan
IngsyaAllah nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan lebih makmur dan
sejahtera karena dipimpin oleh orang-orang yang memiliki kepribadian dan
moral yang baik.
- Saran
a. Kepada Remaja Indonesia
penulis menyarankan kepada
generasi penerus bangsa Indonesia agar memperdalam ilmu agamanya karena
dengan berpedoman dengan ilmu agama seseorang akan memiliki kepribadian
yang luhur dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif.
b. Kepada Pemerintah Indonesia
Penulis menyarankan kepada
pemerintah agar memprogramkan pendidikan di sekolah dengan pendidikan
moral dan kepribadian yang baik. Jangan cuma menuntut skil dan
penguasaan materi pelajaran duniawi saja. Sebab pendidikan moral dan
tingkah laku juga sangat dibutuhkan para generasi penerus untuk
membangun bangsa yang lebih baik.
c. Kepada Orang Tua Remaja Indonesia
Penulis menyarankan kepada
orang tua agar lebih memperhatikan tingkah laku dan pergaulan anaknya.
Sebab dengan perhatian yang diberikan dari ke-2 orang tua, anak akan
lebih terkaendali dan tidak mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang
negatif. Kemudian orang tua juga harus mendidik kepribadian yang bagus
kepada anaknya sedari kecil. Karena pendidikan yang dimulai sejak kecil
akan lebih tertanam dalam kepribadian seorang anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar